KUTUKAN MUMI FIRAUN
Terdapat satu cerita misteri paling terkenal di dunia arkeologi. Cerita tentang kutukan makam Firaun, terutama yang paling legendaris, yaitu kutukan makam Raja Tutankhamun.
Awal Mula Kutukan Makam Firaun
Kisah ini berawal pada tahun 1922, ketika seorang arkeolog bernama Howard Carter berhasil menemukan makam Firaun Tutankhamun di Lembah Para Raja, Mesir. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia karena makam tersebut hampir tidak tersentuh dan dipenuhi dengan harta karun. Namun, tak lama setelah makam dibuka, serangkaian kejadian aneh dan kematian menimpa orang-orang yang terlibat dalam penggalian, dan inilah yang memicu desas-desus tentang kutukan tersebut.
Korban "Kutukan" yang Paling Terkenal
Lord Carnarvon: Dia adalah pendana utama ekspedisi Howard Carter. Sekitar enam minggu setelah pembukaan makam, ia meninggal karena infeksi yang berasal dari gigitan nyamuk di pipinya saat bercukur. Kisahnya menjadi yang paling terkenal karena kematiannya terjadi begitu cepat setelah penemuan makam.
George Jay Gould: Pengusaha kaya yang mengunjungi makam, meninggal tak lama setelahnya karena demam di Riviera, Prancis.
Sir Archibald Douglas-Reid: Ahli radiologi yang memeriksa mumi Tutankhamun, meninggal karena penyakit misterius.
A.C. Mace: Salah satu anggota tim Carter, meninggal karena keracunan arsenik.
Total ada sekitar 20 orang yang diduga meninggal secara misterius dan dikaitkan dengan kutukan ini.
Penjelasan Ilmiah di Balik Misteri
Meskipun cerita ini sangat terkenal dan menginspirasi banyak film, sebagian besar ilmuwan dan peneliti modern memiliki penjelasan logis di balik kejadian-kejadian tersebut:
Penyakit dan Mikroba: Makam Firaun telah tertutup rapat selama ribuan tahun, menjadikannya lingkungan yang ideal bagi jamur, bakteri, dan spora beracun untuk tumbuh. Para arkeolog yang menghirup udara di dalam makam bisa saja terinfeksi penyakit mematikan.
Gas Beracun: Dipercaya bahwa gas beracun yang terperangkap di dalam makam, seperti gas radon atau zat kimia berbahaya lainnya, bisa memicu berbagai penyakit, bahkan kematian.
Publisitas dan Propaganda: Beberapa ahli juga berpendapat bahwa cerita tentang kutukan ini sengaja digembar-gemborkan oleh media pada saat itu untuk menciptakan sensasi dan menjual lebih banyak berita. Orang-orang yang meninggal karena alasan alami (seperti sakit atau kecelakaan) dengan sengaja dikaitkan dengan kutukan, padahal tidak ada hubungan sebab akibat yang jelas.
Komentar