STEAK, SEPOTONG KELEZATAN

 

Asal-Usul Steak

Sejarah steak sebenarnya sudah sangat tua, bahkan jauh sebelum kata "steak" itu sendiri ada. Konsep memasak potongan daging di atas api sudah dilakukan sejak manusia purba menemukan api.

  • Zaman Prasejarah: Manusia gua memanggang potongan daging hewan buruan langsung di atas bara api. Ini adalah bentuk paling primitif dari "steak".

  • Peradaban Kuno: Berbagai peradaban kuno, seperti Mesir dan Romawi, juga punya tradisi memanggang daging. Di Romawi Kuno, ada hidangan yang disebut caro assa atau carbonata yang berupa daging panggang.

  • Abad Pertengahan: Kata "steak" sendiri dipercaya berasal dari bahasa Norse Kuno "steik" atau "steikja", yang berarti "panggang di atas tusuk" atau "potongan daging tebal untuk dipanggang". Kata ini kemudian masuk ke bahasa Inggris pertengahan sebagai "steake" pada abad ke-15. Pada masa itu, steak umumnya merujuk pada potongan daging sapi atau rusa yang dipanggang.


Perkembangan Steak

Perjalanan steak dari hidangan sederhana menjadi seni kuliner yang kita kenal sekarang sangat menarik.

  • Abad ke-17 & 18 (Eropa): Di Inggris, steak mulai populer di kalangan bangsawan dan kelas atas sebagai hidangan mewah. Rumah-rumah makan mulai menyajikan beefsteaks. Cara memasaknya pun mulai sedikit berevolusi, tidak hanya dibakar langsung tapi juga dipanggang di wajan besi.

  • Abad ke-19 (Amerika Serikat): Steak benar-benar menemukan "rumah" keduanya di Amerika Serikat. Dengan melimpahnya lahan ternak dan tradisi ranching, daging sapi menjadi sangat populer dan terjangkau. Steakhouse mulai bermunculan dan menjadi ikon kuliner Amerika. Berbagai potongan daging pun mulai diidentifikasi dan dikembangkan cara memasaknya.

  • Abad ke-20 (Globalisasi): Dengan kemajuan teknologi dan transportasi, steak menyebar ke seluruh dunia. Teknik memasak semakin modern, seperti penggunaan grill khusus, oven broiler, hingga metode sous vide untuk kematangan yang sempurna. Kualitas daging juga terus ditingkatkan melalui teknik peternakan modern dan aging (pelayuan) daging.


Tradisi Steak

Steak bukan hanya makanan, tapi juga punya tradisi dan budaya tersendiri.

  • Steakhouse Culture: Di Amerika, steakhouse adalah institusi. Biasanya identik dengan suasana formal atau semi-formal, pelayanan prima, dan menu yang fokus pada berbagai potongan steak dengan pilihan lauk pelengkap seperti kentang panggang, sayuran, dan saus.

  • Tingkat Kematangan: Pemilihan tingkat kematangan (rare, medium-rare, medium, medium-well, well-done) adalah tradisi penting. Para pecinta steak sejati seringkali punya preferensi yang sangat kuat, dengan medium-rare sering dianggap sebagai pilihan ideal untuk menikmati tekstur dan juiciness daging.

  • Pilihan Potongan Daging: Mengenali berbagai potongan (T-bone, sirloin, ribeye, tenderloin) dan karakteristik masing-masing adalah bagian dari tradisi.

  • Pelengkap & Saus: Saus steak (bernaise, peppercorn, jamur), butter khusus, atau herb seringkali disajikan sebagai pelengkap untuk memperkaya rasa.

  • Perayaan: Steak sering disajikan dalam acara-acara khusus, perayaan, atau makan malam istimewa, menandakan kemewahan dan penghargaan.


Persebaran Steak di Seluruh Dunia dan Variasinya Saat Ini

Persebaran di Berbagai Belahan Dunia

Steak telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, beradaptasi dengan selera lokal dan menciptakan variasi unik.

  • Amerika Serikat: Masih menjadi kiblat steak dengan berbagai potongan klasik dan dry-aged beef. Tradisi barbecue dan grilling juga sangat kuat.

  • Argentina: Terkenal dengan Asado, tradisi barbecue daging sapi yang sangat istimewa, sering dimasak di atas panggangan besar dengan api kayu bakar. Dagingnya terkenal karena kualitas rumputnya (grass-fed beef).

  • Jepang: Memiliki Wagyu Beef (termasuk Kobe Beef) yang sangat premium, terkenal dengan marbling (lemak intramuskular) yang luar biasa, memberikan tekstur sangat lembut dan rasa umami. Sering disajikan dalam potongan tipis atau sebagai steak.

  • Australia: Produsen daging sapi utama dunia, terkenal dengan grass-fed dan grain-fed beef berkualitas tinggi, diekspor ke berbagai negara.

  • Prancis: Meskipun punya masakan yang kaya, steak di Prancis seringkali disajikan dengan saus klasik seperti steak frites (steak dengan kentang goreng) atau steak au poivre (steak dengan saus lada hitam).

  • Eropa Utara & Inggris: Steak tradisional masih populer, sering disajikan dengan kentang rebus atau sayuran.


Variasi Steak Saat Ini

Saat ini, variasi steak sangat beragam, baik dari segi potongan daging, jenis ternak, hingga teknik memasaknya:

  • Potongan Klasik:

    • Ribeye/Tomahawk: Berasal dari bagian rusuk, terkenal dengan marbling yang kaya dan rasa yang intens.

                

    • Sirloin/Striploin/New York Strip: Daging tanpa tulang dari bagian punggung, memiliki keseimbangan antara keempukan dan rasa.

                


    • Tenderloin/Filet Mignon: Potongan paling empuk dari bagian tengah punggung, lemaknya sedikit, rasanya lebih mild.



    • T-Bone/Porterhouse: Gabungan sirloin dan tenderloin yang dipisahkan oleh tulang berbentuk T. Porterhouse lebih besar dengan porsi tenderloin yang lebih banyak.


    • Flank Steak/Skirt Steak: Potongan dari bagian perut, lebih berserat tapi punya rasa yang kuat, cocok untuk diiris tipis dan diasup.



  • Jenis Daging & Kualitas:

    • Beef (Sapi): Yang paling umum.

    • Wagyu/Kobe: Daging sapi Jepang premium dengan marbling ekstrem.

    • Dry-Aged Beef: Daging yang dilayukan dalam kondisi terkontrol untuk meningkatkan konsentrasi rasa dan keempukan.

    • Grass-fed vs. Grain-fed: Daging dari sapi yang makan rumput (lebih ramping, rasa lebih earthy) vs. yang makan biji-bijian (lebih berlemak, rasa lebih kaya).

  • Teknik Memasak:

    • Grilling: Metode paling populer untuk menghasilkan char (bekas bakaran) yang khas.

    • Pan-searing: Dimasak di wajan besi panas untuk menciptakan crust yang renyah.

    • Broiling: Memasak di bawah elemen panas langsung, mirip grilling.

    • Sous Vide: Daging dimasak dalam rendaman air pada suhu rendah terkontrol, kemudian di-searing untuk crust.

    • Reverse Searing: Dimasak perlahan di suhu rendah oven, lalu di-searing di wajan panas.

Komentar

Postingan Populer